PENERAPAN MODEL NRECA PADA DAERAH RESAPAN LAPANGAN PANASBUMI WAYANG WINDU, JAWA BARAT

Fajar Hendrasto, Lambok Hutasoit, Syahril Badri Kusuma, Benyamin Sapiie

Abstract


Panasbumi dikenal sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui dan proses pembaruan terjadi di daerah resapan. Makalah ini membahas tentang daerah resapan air meteorik untuk reservoir panasbumi dan rasio debit aliran dasar terhadap debit limpasan permukaan berdasarkan neraca air, yaitu dengan melakukan simulasi hujan-limpasan model NRECA pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terletak pada kisaran elevasi daerah resapan. Interpretasi berdasarkan peta densitas sesar dan rekahan (FFD) dan peta daerah resapan hasil analisis isotop stabil menunjukkan terdapat tiga zona dengan nilai FFD tinggi yang diperkirakan sebagai daerah resapan untuk reservoir panasbumi Wayang Windu. Untuk mengetahui besarnya debit aliran dasar dan debit limpasan permukaan pada daerah resapan tersebut, maka dilakukan perhitungan berdasarkan neraca air dan pembuatan data debit sintetis untuk zona FFD tinggi. Hasil simulasi hujan-limpasan dengan model NRECA adalah untuk mendapatkan nilai koefisien resapan untuk setiap DAS. Hasil perhitungan rasio antara debit aliran dasar terhadap debit limpasan permukaan pada zona FFD tinggi yang terletak pada DAS Cisangkuy terlihat lebih tinggi (98%) jika dibandingkan dengan dua DAS lainnya, yaitu DAS Cilaki (66%) dan DAS Citarum (43%). Hal ini menunjukkan bahwa zona FFD tinggi yang terletak pada DAS Cisangkuy memiliki debit aliran dasar yang lebih besar dibandingkan pada DAS Cilaki dan DAS Citarum.

Geothermal is known as a renewable energy resource and the renewing process occurs in the recharge area. This paper discusses about the meteoric water recharge area for geothermal reservoir and the ratio of baseflow discharge compared with surface runoff discharge based on water balance, i.e. conducting rainfall-runoff of NRECA model simulation in the Drainage River Area (DRA) which is located in the elevation range of recharge area. The interpretation of FFD map and recharge area map resulting from stable isotope analysis shows that there are three high FFD zones interpreted as recharge areas for Wayang Windu geothermal reservoir. To know the ratio of baseflow discharge and surface runoff discharge in that recharge area, infiltration analysis has been carried out based on water balance and synthetic discharge data for high FFD zone. The result of rainfall-runoff simulation by using NRECA model is used to get infiltration coefficient for each DRA. The ratio between baseflow discharge to surface runoff discharge in high FFD zone located in Cisangkuy DRA is higher (98%) than Cilaki DRA (66%) and Citarum DRA (43%).It shows that high FFD zone located in Cisangkuy DRA has higher baseflow discharge than Cilaki DRA and Citarum DRA.




Keywords


recharge area, FFD, rainfall-runoff, water balance, NRECA.

References


Alitu, A., 2007. Kalibrasi Parameter Model Nreca, Studi Kasus Sungai Paguyaman. Jurnal Teknik Universitas Negeri Gorontalo, 5 (2).

Crawford, N.H., and Thurin, S.M., 1981. Hydrologic Estimates for Small Hydroelectric Projects, NRECA Small Decentralized Hydropower (SDH) Program. International Program Divison, Washington DC, USA, 49 pp.

Direktorat Irigasi dan Rawa., 2013. Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi KP-1. Direktorat Irigasi dan Rawa, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, 230 pp.

Doorenbos, J., and Pruitt, W.O., 1977. Guidelines for Predicting Crop Water Requirements. Food and Agriculture Organization of United Nations, Rome, 145 pp.

Hendrasto, F., Agustan, Hutasoit, L.M., dan Sapiie, B., 2012. The Application of Interferometry Radar Technique to Determine Recharge Area of Wayang Windu Geothermal Field, Pangalengan, West Java. Proceeding of 1st ITB Geothermal Workshop, Institut Teknologi Bandung.

Hendrasto, F., dan Hutasoit, L.M., 2011. Perunutan Aliran Airtanah Berdasarkan Interpretasi Data Geokimia Fluida pada Lapangan Panasbumi Wayang Windu, Jawa Barat. Bulletin Ilmiah Mineral dan Energi MINDAGI, 2 (1).

Hendrasto, F., 2005. Penentuan Daerah Resapan Sistem Panasbumi Gunung Wayang Windu, Jawa Barat. Thesis, Jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung.

Herudjito, A.S., 2005. Studi Aplikasi Perangkat Lunak Sacramento, Rainrun dan Nreca untuk Peramalan Debit Aliran Permukaan. Skripsi, Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung.

Hutasoit, L.M., dan Hendrasto, F., 2007. Daerah Resapan Lapangan Panasbumi Wayang Windu Berdasarkan Kandungan Isotop 18O dan 2H Fluida. Jurnal JTM 14 (2), 67-77.

Integrated Microhydro Development and Application Program (IMIDAP)., 2009. Pedoman Studi Kelayakan Hidrologi, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 75 pp.

Kusuma, M.S.B., 1999. Studi Potensi Sumber Daya Air untuk PLTA Malabar, Laporan penelitian, LP ITB – PTPN VIII Jabar, (tidak dipublikasikan).

Prawito, A., 2010. Studi Optimasi Embung Tlogo di Kabupaten Rembang. Neutron 10 (2), 32-41.

Setyono, E., 2011. Pemakaian Model Ditermi-nistik untuk Transpormasi Data Hujan Menjadi Data Debit pada DAS Lahor. Media Teknik Sipil 9 (1), 17-28.

Tunas, I. G., dan Lesmana, S. B., 2011. Analisis Penyimpangan Perkiraan Debit Meng-gunakan Model Mock dan Nreca. Infrastruktur, 1 (1), 54-62.




DOI: http://dx.doi.org/10.14203/risetgeotam2018.v28.428

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Fajar Hendrasto, Lambok Hutasoit, Syahril Badri Kusuma, Benyamin Sapiie

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright of Riset Geologi dan Pertambangan (e-ISSN 2354-6638 p-ISSN 0125-9849). Powered by OJS

 

Indexed by:

        

 

Plagiarism checker: