STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DI GARUT SELATAN BERDASARKAN DATA ELEKTROMAGNETIK

Eddy Zulkarnaini Gaffar

Abstract


Penelitian struktur geologi dengan menggunakan metoda elektromagnetik telah dilakukan di lintasan yang memotong Jawa Barat bagian selatan untuk mempelajari struktur- struktur yang dipengaruhi oleh aktifitas subduksi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SSMT 2000, MT Editor, dan WinGLink. Model 2D yang dihasilkan memperlihatkan konfigurasi bawah permukaan yang terdiri dari blok-blok dengan nilai tahananjenis tertentu. Model tahananjenis daerah Garut Selatan memperlihatkan kehadiran batuan yang memiliki nilai tahananjenis <128 Ohm.m dengan ketebalan 2–3 km yang diinterpretasikan sebagai batuan sedimen Kuarter. Batuan ini menutupi batuan yang memiliki nilai tahananjenis 128–1024 Ohm.m yang kemungkinan adalah batuan sedimen Tersier. Unit batuan yang lebih dalam dan lebih resistif dengan tahanan jenis 1024–4096 Ohm.m diinterpretasikan sebagai batuan yang telah terkompaksi cukup kuat dan batuan beku. Blok batuan dengan nilai tahananjenis > 4096 Ohm.m diinterpretasikan sebagai batuan dasar dan batuan beku berumur pra-Tersier. Struktur yang berkembang adalah struktur sesar naik pada bagian selatan sebagai akibat penunjaman lempeng Samudera Hindia dari arah selatan. Ke arah utara berkembang sesar normal yang dapat diasosiasikan sebagai zona ektensi, serta dapat dikaitkan dengan potensi panas bumi di pegunungan selatan Pulau Jawa.

Research on geological structures using electromagnetic method was conducted along a line that crossed the southern part of West Java to understand structures controlled by subduction process. Data processing was performed by using SSMT 2000, MT Editor, and WinGLink softwares. Results of 2D model reveal subsurface configuration that consists of blocks with different resistivity values. The subsurface model of Southern Garut shows a rock unit with resistivity <128 Ohm.m a and 2–3 km thick that may be interpreted as Quaternary sedimentary rocks. This unit covers the lower block with resistivity 128–1024 Ohm.m that possibly represents the Tertiary sedimentary rocks. The deeper layer with resistivity 1024–4096 Ohm.m is interpreted as strong compacted rocks and igneous rocks. A layer with resistivity >4096 Ohm.m is interpreted as pre-Tertiary bedrocks and igneous rocks. Structures developed in the Southern Garut consist of reverse faults that might be correlated to the subduction of Indian plate farther south. To the north, normal faults developed that are associated with extension zones, which can be related to geothermal potentials in the Java southern mountains of the Java Island.


Keywords


geological structure, electromagnetic, resistivity, South Garut

References


Alzwar M., Akbar N. dan Bachri S., 1992. Geologi lembar Garut dan Pamengpeuk, Jawa, Lembar 1208-6 dan 1208-3, Skala 1: 100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Departemen Pertambangan dan Energi.

Clements B. and Hall R., 2007. Cretaceous to Late Miocene Stratigraphic and Tectonic Evolution of West Java, Proceedings, Indonesian Petroleum Association, Thirty-First Annual Convention and Exhibition, May 2007. DOI:10.29118/IPA.1520.07.G.037

Daud Y., 2010. Diktat Kuliah : Metode Magnetotelluric (MT). Laboratorium Geofisika, FMIPA Universitas Indonesia.

Dardji, N., Villemni, T. and Rampnoux, J. P., 1994.

Paleostresses and strike-slip movement; The Cimandiri Fault Zone, West Java, Indonesia. Journal of Southeast Asian Earth Sciences, 9(1-2):3–11. DOI:10.1016/0743-9547(94)90061-2.

Febriani F., 2015. Seismicity around the Cimandiri Fault Zone, West Java, Indonesia, Proceedings of International Symposium on Frontier of Applied Physics (ISFAP) Bandung, 2015. DOI:10.1063/1.4941644.

Grandis H., 2010. Magnetotellurik. Penerbit ITB.

Hall, R., Clements, B., Smyth H. R, and Cottam, M. A., 2007. A new interpretation of Java’s structure, Proceedings Indonesian Petroleum Association 31st Annual Convention, May 2007.

Haryanto, I., 2014. Evolusi Tektonik Pulau Jawa Bagian Barat Selama Kurun Waktu Kenozoikum, Disertasi Doktor, Pasca Sarjana UNPAD (Tidak dipublikasikan).

Hochstein M. P., and Sudarman S., 2015. Indonesian Volcanic Geothermal Systems, Proceedings World Geothermal Congress, Melbourne, Australia, April 2015, 19-25.

Indarto, S., Permana, H., Gaffar, E. Z., Sudarsono, Bakti, H., Andrie Al Kausar, A., Yuliyanti, A., Nurohman, H. dan Jakah. 2015. Mineral Alterasi hidrotermal Pada Batuan Volkanik dan Alternatif Penggunaannya, Studi Kasus: Cekungan Kaldera Garut-Bandung dan Sekitarnya, Jawa Barat. Laporan Teknis Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi LIPI, tidak terbit.

Kadir, T. V. S., 2011. Metode Magnetotellurik (MT) Untuk Eksplorasi Panas Bumi Daerah Lili, Sulawesi Barat dengan Data Pendukung Metode Gravitasi, Universitas Indonesia, Kekhususan Geofisika Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Depok, (Skripsi).

Loke M. H., 2015. Tutorial : 2-D and 3-D electrical imaging surveys. www.geotomosoft.com.

Martodjojo. S., 2003. Evolusi Cekungan Bogor. 238 hal. Penerbit ITB.

Nishimura, S., K. H. Thio and F. Hehuwat (1980)- Fission-track ages of tephras and tuffs from Bayat and Karansambung, Central Jawa. Physical Geology of Indonesian Island Arcs, Kyoto University, Kyoto, p. 81-87.

Pannekoek, A. J., 1946. Geomorfologische waarnemingen op het Djampang-Plateau in West Java. Tijdschrift Kon. Nederlands Aardrijkskundig Gen. 63, 3, p. 340-367.

Permana H., 2015. Struktur dan Tektonik lereng selatan Kaldera Purba Garut-Bandung, Jawa Barat, Prosiding Seminar Geoteknologi.

Pulunggono dan Martodjojo, S., 1994. Perubahan Tektonik Paleogene – Neogene Merupakan Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa, Proceeding Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa, Percetakan NAFIRI, Yogya.

Purnomo, J, dan Purwoko, 1994. Kerangka Tektonik dan Stratigrafi Pulau Jawa Secara Regional dan Kaitannya Dengan Potensi Hidrokarbon, Proceeding Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa Sejak Akhir Mesozoik Hingga Kuarter, Teknik Geologi UGM, Yogyakarta.

Purnomo B. J., and Pichler T., 2014. Geothermal systems on the island of Java, Indonesia, Journal of Volcanology and Geothermal Research 285, 47–59. DOI: 10.1016/j.jvolgeores.2014.08.004

Rusbiyanto A., 2011. Reduksi Noise Pada Pemrosesan Data Magnetotellurik (MT) dengan Menggunakan Remote Reference. Skripsi pada Universitas Indonesia.

Simandjuntak, T. O., 2004. Tectonostratigraphy of Jawa. In: Proc. Workshop Stratigrafi Pulau Jawa, Bandung 2003, Geol. Res. Dev. Centre (GRDC), Bandung, Spec. Publ. 30, p. 21-36.

Simson, F., Bahr, K., 2005. Practical Magnetotelluric, Cambridge University Press, 3 Feb 2005 – 254. ISBN 0 521 81727 7 hardback

Van Bemmelen, R. W., 1949. The Geology of Indonesia, vol.1A. General Geology of Indonesia and Adjacent Achipelagoes. Martinus nijhoff, The Hague., p.732.




DOI: http://dx.doi.org/10.14203/risetgeotam2017.v27.450

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Eddy Zulkarnaini Gaffar

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright of Riset Geologi dan Pertambangan (e-ISSN 2354-6638 p-ISSN 0125-9849). Powered by OJS

 

Indexed by:

        

 

Plagiarism checker: