SUBMARINE GROUNDWATER DISCHARGE (SGD) IN INDONESIA

Rachmat Fajar Lubis, Hendra Bakti, Ade Suriadarma

Abstract


ABSTRAK Mengikuti kontrol gayaMengikuti kontrol gaya gravitasi, airtanah akan mengalir menuju titik terendah dan pada beberapa lokasi akan mengalami kontak dengan air laut pada akhir sistem luaran aliran. Pada penelitian terdahulu, bentuk kontak ini telah seringkali dibahas berdasarkan hukum Ghyben-Herzberg. Mengikuti hukum fisika, airtanah dapat keluar di tepi pantai, lepas pantai atau didasar laut. Keluaran inilah yang secara terminologi dapat disebut sebagai keluaran airtanah di lepas pantai (SGD). Dari analisis keluaran airtanah di lepas pantai ini, terlihat bahwa keluaran ini memiliki beberapa bentuk seperti rembesan dekat pantai, rembesan aliran airtanah dan mataair lepas pantai. Keluaran inipun merupakan jalur penghubung yang penting antara interaksi airtanah dan air laut. Pemahaman keluaran airtanah di lepas pantai ini akan sangat membantu untuk permasalahan potensi pencemaran pantai, sumber nutrisi untuk wilayah lepas pantai dan alternatif kebutuhan akan air bersih. Makalah ini membahas tentang bukti ilmiah keberadaan keluaran airtanah di lepas pantai Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses keluaran airtanah dilepas pantai tersebar di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Penilaian karakteristik dan besarannya di masing-masing lokasi memerlukan berbagai teknik yang berbeda tergantung pada kondisi geologi dan hidrogeologi keluaran tersebut. Pengamatan secara detail telah dilakukan di 6 lokasi, dimana penelitian ini adalah pertama kalinya dilakukan di Indonesia.

Keywords


Keluaran airtanah di lepas pantai, mata air, air tawar, pantai, Indonesia

Full Text:

PDF

References


Bouwer H, 1978. Groundwater Hydrology. McGrawhill, New York.

Burnett, W.C., Taniguchi, M. and Oberdorfer, J.A. (2000). Assessment of submarine groundwater discharge into the coastal zone, J. Sea Res.

Freeze R. A. and Cherry J. A. 1979; Groundwater. Prentice Hall, Englewood Cliff.

Kohout F. A., 1964. Submarine springs, in encyclopaedia of oceanography.Reinhold, New York: 878–883.

Lee, 1977. A device for measuring seepage flux in lakes and estuaries, Limnology and Oceanography, V22 (1), p 140-147.

Marui A, 2003. Groundwater conditions along the seawater/freshwater interface on a volcanic island and a depositional area in Japan. Geological Quarterly, 47 (4): p.

-388.

Reilly T. E. and Goodman A. S., 1987. Analysis of saltwater upconing beneath a pumping well. J. Hydrol., 89: 169–204.

Rubin H. and Pistiner.A., 1986. Modelling fresh water injection into a partially saline partially fresh (PASPAF) Aquifer. J.

Hydrol., 87: 351 –378.

Swarzenski, P.W., J. Bratton, and J. Crusius, 2004. Submarine groundwater discharge and its role in coastal processes. USGS

Open-File Report 2004-1226.

Taniguchi and Fukuo, 1993. Continuous measurements of groundwater seepage using an automatic seepage meter,

Groundwater Vol.31 No.4, p 675-679.

Taniguchi M, Burnett. W.C, Cable J.E, Turner J.V, 2002. Investigation of Submarine Groundwater Discharge. Hydrological Processes 16 Wiley Interscience, p2115-2129.

Umezawa Y, Onodera S, Ishitobi T, Hosono T, Delinom R, Burnett W.C, Taniguchi M. 2009. Effect of Urbanization on the

Groundwater Discharge into Jakarta Bay. IAHS Red Books, Trends and Sustainability of Groundwater in Highly Stressed Aquifers. IAHS Publ. 329, p 233- 240.




DOI: http://dx.doi.org/10.14203/risetgeotam2011.v21.46

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2011 Rachmat Fajar Lubis, Hendra Bakti, Ade Suriadarma

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright of Riset Geologi dan Pertambangan (e-ISSN 2354-6638 p-ISSN 0125-9849). Powered by OJS

 

Indexed by:

        

 

Plagiarism checker: