Palinologi Laut di Selat Sumba, Nusa Tenggara Timur

Yanty Yosephin, Septriono Hari Nugroho, Purna Sulastya Putra, Sri Widodo Agung Suedy, Munifatul Izzati

Abstract


Penelitian ini merupakan bagian dari Ekspedisi Widya Nusantara 2016 yang bertujuan untuk merekonstruksi dinamika iklim dengan memperhatikan kondisi keanekaragaman morfologi polen, spora dan keanekaragaman flora sekitar perairan Selat Sumba pada Kala Holosen. Sedimen diambil menggunakan penginti gravitasi pada Kapal Riset Baruna Jaya VIII pada kedalaman kolom air 1283 m dengan panjang inti 243 cm. Kedalaman yang diamati yakni 0-102 cm dengan interval penyamplingan adalah 5 cm, sehingga diperoleh 22 sub-sampel. Jenis sedimen yang dominan adalah lanau sedangkan pasir hanya mendominasi bagian permukaan. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif palinologi, lapisan dibagi menjadi empat zona dan untuk mengetahui umur dari tiap lapisan sedimen digunakan datum Foraminifera Globigerinella calida calida. Zona I dengan perkiraan umur  5662-7550 tahun yang lalu memiliki karakteristik, jenis Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan yakni Cupressaceae, sedangkan jenis spora yang dominan adalah Polypodiaceae dan Acrostichum aureum. Zona ini diintepretasikan beriklim panas dan basah, dengan nilai Pollen Marine Index (PMI) 100 dan indeks keanekaragaman adalah 0,35. Zona II berumur 4530-5662 tahun yang lalu dengan kehadiran Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan adalah Casuarinaceae dan spora Polypodiaceae, sehingga diintepretasikan iklimnya adalah panas dan basah, PMI = 105 dan Indeks keanekaragaman 1,56.  Zona III berumur  2265-4530 tahun terdapat Arboreal Pollen (AP) yakni Anonaceae 43,75 % dan Spora yakni Polypodiaceae 33 %, sehingga diintepretasikan beriklim panas dan basah, PMI= 118 serta Indeks keanekaragaman 2. Zona IV adalah lapisan paling muda berumur 2265-sekarang memiliki persentase Arboreal Pollen (AP) yang lebih dominan yakni Anonaceae sebanyak 44% dan adanya peningkatan kehadiran spora yakni taksa Acrostichum aureum sebanyak 41,2 %, PMI = 128,25 dan memiliki Indeks keanekaragaman 1.

 

This research is part of Widya Nusantara Expedition 2016 aiming to reconstruct the dynamics of the climate by considering the condition of morphology of pollen, spore and the diversity of flora around the waters of the Sumba Strait in the time of Holocene. The sediment was taken using gravity corer on Research Vessel of Baruna Jaya VIII at a water column depth of 1283 m with a core length of 243 cm. The depth was observed at 0-102 cm and the sampling interval of 5 cm, so 22 sub-samples were obtained. The dominant type of sediment was silt and sand dominates on the surface. Foraminifera Globigerinella calida calida is used as a datum to determine relative age. Based on the results of the analysis, the layers are divided into four zones. Zone I with an estimated age of 5662-7550 years ago has a more dominant Arboreal Pollen (AP) type characteristic, namely Cupressaceae, while the dominant spores are Polypodiaceae and Acrostichum aureum. This zone is interpreted as a hot and wet climate, with a Pollen Marine Index (PMI) 100 and a diversity index of 0.35. Zone II was 4530-5662 years ago with the more dominant Arboreal Pollen (AP) presence being Casuarinaceae and Polypodiaceae spores, so the interpreted climate was hot and wet, PMI = 105 and the Diversity Index 1.56. Zone III aged 2265-4530 years. There are Arboreal Pollen (AP) i.e. Anonaceae 43.75% and Spores i.e. Polypodiaceae 33%, so it is interpreted as hot and wet climate, PMI = 118 and Diversity Index 2. Zone IV is the youngest layer of 2265 – now. It has the most dominant percentage of Arboreal Pollen (AP), Anonaceae as much as 44% and an increase in the presence of spores i.e. Acrostichum aureum taxes as much as 41.2%, PMI = 128.25 and has a Diversity Index of 1.


Keywords


Selat Sumba, keanekaragaman, Polen, Spora

References


Blow, W. H., 1969. Late Middle Eocene to Recent Planktonic Foraminiferal Biostrati-graphy : International Conference Planktonic Microfossils 1st, Proceedings of the First International Conference on Planktonic Microfossils, Geneva 1967, Proc. Leiden, E.J. Buill. V.1. 422.

Erdtman, G., 1952. Pollen Morphology and Plant Taxonomy Angiospermae (An Introduction to Palinology I). The Chronica Botanica Co. Waltham. Mass. USA.

Estradivari, E., Setyawan, dan Yusri,Y. 2009. Terumbu Karang Jakarta, Pengamatan Jangka Panjang Terumbu Karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Yayasan Terangi.

Faegri, K. dan Iversen, J., 1989. Texbook of Pollen Analysis. Hafner Press. New York.

Hesse. H., Halbritter. H. dan Zetter. R., 2009. Pollen Terminology : An Ilustrated Book. New York : Springer Wien New York.

Huang, T. C., 1981. Spore Flora of Taiwan. TahJinn Press. Taipei.

Indrawan, M., 2012. Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Maiti, 2017. Biodiversity : Perception. Peril and Preservation. Delhi : PHI Learning Private Limited.

Moore, P. D. dan Webb, J. A., 1978. An Illustrated Guide to Pollen Analysis, The Ronald Press. Company, New York.

Nugroho, S, H., 2014. Karakteristik Umum Polen Dan Spora Serta Aplikasinya. Oseana, 39 (3), 7-19.

Nugroho, S. H. dan Putra, P. S., 2016. Survey Geologi Ekspedisi Widya Nusantara 2016 di Perairan Sumba, Nusa Tenggara Timur. Prosiding Geotek Expo Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI “GEOTEKNOLOGI UNTUK SOLUSI PERKOTAAN”. Desember. Bandung, Jawa Barat.

Nugroho, S. H., 2018. State of knowledge on marine palynology in Indonesia. Global Colloquium on GeoSciences and Engineering 2017. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 118 012012. Bandung, West Java.

Lazuardi, W., Sanjaya, W. dan Hutasoit, P., 2014. Kondisi biofisik dan sosial ekonomi di selatan Pulau Sumba ,Propinsi Nusa Tenggara Timur. Bali: Coral Triangle Center.

Odum, Eugene, P., 1996. Dasar-dasar Ekologi; Edisi Ketiga.Yogyakarta. Gadjah Mada University Press, Penerjemah Samingan, Tjahjono.

Puspitasari, R., Suedy, S. W. dan Haryanti, S., 2016. Ciri Morfologi Polen Dan Spora Tumbuhan Dari Sedimen Danau Kedung Ombo Purwodadi. Jurnal Biologi, 5(1).

Rahardjo, A. T., 2014. Bahan ajar kuliah Palinologi. Program Pasca Sarjana Teknik Geologi, ITB, Bandung, 301pp.

Setijadi, R. dan Rusmiyanto, E., 2014. Paleodiversitas Miosen Tengah Berdasarkan Data Palinologi Pada Formasi Cimandiri Lintasan Sungai Cijarian Sukabumi. Dinamika Rekayasa 10(02).

Simpson, M. G., 2010. Plant systematic. California. Elsevier academic press publication.

Suedy, S. W. A., Soeprobowati, T. R., dan Rahardjo, 2006. Keanekaragaman Flora Hutan Mangrove Di Pantai Kaliuntu Rembang Berdasarkan Bukti Palinologinya, Biodiversitas, 7(4), 322-326.

Sukapti, W. S., 2016. Palinologi : Sebuah Teknik Preparasi Mudah dan Aman. Prosiding. Seminar Nasional XIX “Kimia dalam Pembangunan”.

Supriatna, J., 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Tjitrosoepomo, C., 2007. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada Universy Press, Yogyakarta.

Traverse A., 2007. Paleopalynology. Springer : USA.

Yuliana., Enam, M., Adiwilaga, Enang, H. dan Pratiwi, N. T., 2012. Hubungan Antara Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter Fisik- Kimiawi Perairan di Teluk Jakarta. Jurnal Akuatika, III(2).

Zulfaqar, A. N, 2017. geologi dan identifikasi perubahan iklim pada kala plistosen akhir hingga holosen di perairan selat sumba, Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

International Commision on Stratrigraphy. http://www.stratigraphy.org diakses pada tanggal 30 Mei 2018.




DOI: http://dx.doi.org/10.14203/risetgeotam2019.v29.971

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Yanty Yosephin, Septriono Hari Nugroho, Purna Sulastya Putra, Sri Widodo Agung Suedy, Munifatul Izzati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright of Riset Geologi dan Pertambangan (e-ISSN 2354-6638 p-ISSN 0125-9849). Powered by OJS

 

Indexed by:

        

 

Plagiarism checker: