APLIKASI MIKORIZA DALAM REMEDIASI LAHAN TERCEMAR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL Studi Kasus : Pesawahan di kawasan industri Rancaekek

Asep Mulyono, Arief Rachmat, Intan Ratna Dewi, Anna Fadliah Rusydi

Abstract


Peningkatan luas kawasan industri yang secara langsung mengurangi lahan-lahan produktif yang imbasnya muncul lahan-lahan marginal atau terkontaminasi limbah industri. Ratusan hektar lahan sawah di kawasan Rancaekek tidak dapat digarap karena terpapar oleh limbah sebagai dampak pembuangan limbah industri tekstil melalui sungai Cikijing yang merupakan sumber pengairan lahan pesawahan. Salah satunya adalah peningkatan kandungan Natrium dalam tanah sebagai akibat pengairan dari sungai Cikijing. Menurut data penelitian Puslittanak tahun 2002, tanah di persawahan Rancaekek mengandung Natrium mencapai 12,97 me/100g tanah (tergolong sangat tinggi). Usaha remediasi lahan dari kandungan Natrium yang tinggi sangat peru dilakukan sehingga kualitas tanah menjadi lebih baik. Penelitian remediasi lahan telah dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, UNPAD. Aplikasi teknologi remediasi lahan yang diterapkan adalah dengan aplikasi Mikoriza pada lahan yang tercemar limbah. Penelitian diawali dengan pengambilan conto tanah di lahan tercemar yang kemudian ditempatkan pada plot-plot yang ditanami padi sawah. Plot aplikasi Mikoriza dibedakan menjadi 10 plot aplikasi diantaranya plot tanpa aplikasi dan plot 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 g Mikoriza. Analisis tanah dilakukan pada saat sebelum dan setelah aplikasi
khususnya kandungan Natrium dalam tanah. Hasil analisis tanah sebelum diterapkannya Mikroriza pada plot percobaan menunjukkan kandungan Natrium dalam tanah sebesar 7,42 me/100g tanah. Setelah dilakukan aplikasi Mikroriza terlihat bahwa penurunan kandungan Natrium dalam tanah menurun 22 - 46 % dengan aplikasi pemberian Mikoriza pada lahan tercemar. Hasil analisis tanah setelah aplikasi menunjukkan kandungan natrium dalam tanah berkisar antara 4.03 – 5,79 me/100g tanah.

Keywords


Natrium, Mikoriza, Tanah, Rancaekek

Full Text:

PDF

References


Abdurachman, A., Sutono, S., Kusnadi, H., dan Hadian, Y., 2000. Pengkajian Baku Mutu Tanah: Sumber dan Proses Terjadinya Pencemaran Logam Berat. Laporan Akhir No.

-b/Puslittanak/2000. Bagian Proyek: Penelitian Sumberdaya Lahan dan Agroklimat, Bogor (Tidak dipublikasikan).

Al-Kariki, G.N., 2000. Growth of Mycorrhizal Tomato and Mineral Acquisition under Salt Stress. Mycorrhiza J. 10/2 : 51 -54.

Aggangan, N.S., Dell, B. dan Malajczuk, N., 1998. Effects of Chromium and Nickel on Growth of the Ectomycorrizal Fungus Pisolithus and Formation of Ectomycorrizas on Eucalyptus

Urophylla S.T. Blake. Geoderma 84 : 15-27.

Gaspersz, V., 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik, Biologi. CV. Armico, Bandung.

Hardjowigeno, S., 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Lozano, J.M.R., dan Azcon, R., 2000. Symbiotic Efficiency and Effectivity of an Autochthonous Arbuscular Mycorrhizal Glomus sp. from Saline Soils and Glomus Deserticola under Salinity. Mycorrhiza No. 10/3 : 137-143.

Nuhamara, S.T., 1994. Peranan Mikoriza untuk Reklamasi Lahan Kritis. Program Pelatihan Biologi dan Bioteknologi Mikoriza.

Solaiman, M.Z., dan Hirata, H., 1995. Effect of Indigenous Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Paddy Fields on Rice Growth and NPK Nutrition under Different Water Regimes. Soil Sci. Plant Nutrition No. 41 (3) : 505-514.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.