KARAKTERISTIK ENDAPAN LEMPUNG CITARIK SUKABUMI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BATA DAN GENTENG

Widodo -, Priyo Hartanto

Abstract


Di Citarik Kecamatan Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi terdapat endapan lempung, namun belum dimanfaatkan secara baik dan optimal. Dalam usaha untuk memanfaatkan endapan lempung tersebut, sangatlah penting dilakukan penelitian. Penekanan pada penelitian ini adalah mengetahui karakteristik dan pemanfaatan endapan lempung sebagai bahan baku pembuatan bata dan genteng, dengan cara melakukan penelitian terhadap sifat-sifat kimia dan fisik yang dikaitkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ada. Analisis kimia dan fisik telah dilakukan terhadap endapan lempung Citarik, kombinasi hasil analisis kimia dan fisik ini untuk dapat mengetahui kualitas lempung sebagai bahan baku
pembuatan bata dan genteng, serta mengetahui kualitas produk yang berupa benda uji. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa endapan lempung Citarik mengandung SiO2 dan Al2O3 yang tinggi, masing-masing 70,45% dan 14,02%. Kandungan SiO2 dan Al2O3 ini merupakan unsurunsur penting sebagai pembentuk bata dan genteng. Hasil analisis fisik untuk mengetahui fraksifraksi pada endapan lempung yang berukuran kerikil, pasir, lanau dan lempung dilakukan dengan cara pengendapan menggunakan metode Andreasen dengan hasil 91,92% mengandung lempung dan lanau. Hasil analisis besar butir cara pengendapan menunjukkan bahwa endapan
lempung Citarik mengandung pasir kasar 1,85%, pasir halus 20,65%, lanau 24,06% dan lempung 53,44%. Berdasarkan diagram Winkler perpotongan dari garis ketiga prosentase fraksi pasir, lanau dan lempung terletak didalam daerah III, ini berarti contoh endapan lempung Citarik dapat diolah dan dibentuk untuk pembuatan bata dan genteng. Hasil uji keplastisan dengan cara Atterberg, mempunyai indek plastisitas (plasticity index) cukup tinggi yaitu 64,75%, maka lempung bersifat lengket dan sangat plastis. Hasil analisis fisika terhadap benda uji sebelum dibakar (dalam keadaan mentah) diketahui bahwa lempung Citarik berwarna kuning-kemerahan, sangat plastis, susut kering 10% dan kondisi selama pengeringan baik. Sedangkan benda uji setelah dibakar pada temperatur 800o C diketahui bahwa susut bakar 1%, suara cukup nyaring, warna coklat kemerahan, kuat lentur 90,80 kg/cm2 dan permukaan benda uji cukup halus.

Keywords


endapan lempung, analisis, kualitas, bata dan genteng

Full Text:

PDF

References


_____, 1989. Cara Uji Bahan Mentah Keramik untuk Penentuan Pembagian Besar Butir dengan Pengayakan dan Pengendapan. . Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-0258-1989.

_____, 1989. Cara Uji Keplastisan Tanah Menurut Atterberg. Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-1323-1989.

_____, 1989. Cara Penentuan Kuat Lentur Dalam Keadaan Kering dan Sesudah Pembakaran Bahan Mentah Keramik. Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-0255-1989.

_____, 1989. Cara Penentuan Susut Kering Bakar Bahan Mentah Keramik. Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-0245-1989.

_____, 1991. Bata Merah Pejal. Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-2094-1991.

Chanan, M., 2000. Pengkajian Pemanfaatan Lempung ―Over Burden‖ Batubara, Bandung: Pusat Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.

Despotovic S. dan Filipovic P., 2006. Mineralogical Changes in Zorka Yellow Clay as a Function of Firing Temperature. Interceram, Vol 55 h 44.

Suhala, Supriatna, Arifin, M., 1997. Bahan Galian Industri, Bandung: Pusat Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.

Sukamto, R., 1975. Peta geologi lembar Jampang dan Balekambang, Jawa, sekala 1 : 100.000, Direktorat Geologi, Bandung.

Worral, W.E., 1986. Clays and Ceramic Raw Material, Second Edition, Elsivier, Science Publishing, New York.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.