PENERAPAN PENGOLAHAN DI TEMPAT (IN-GROUND TREATMENT) AIRTANAH TERCEMAR ION BESI DAN MANGAN DI KOTA CIMAHI, JAWA BARAT

Abstract

Salah satu masalah dalam pemanfaatan airtanah untuk kebutuhan rumah tangga adalah kandungan ion Fe dan Mn yang melebihi ambang batas (Kepmenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002, Fe=0,3 mg/L; Mn = 0,1 mg/L). Untuk menurunkan kandungan ion Fe dan Mn dalam airtanah telah dilakukan percobaan „in-ground treatment‘, di kota Cimahi dengan memanfaatkan air hujan cucuran atap sebagai air imbuhan. Penelitian diawali dengan pendataan kondisi kimiawi airtanah, potensi air hujan cucuran atap dan kandungan oksigen air hujan, kemudian pembuatan sumur imbuhan. Pemantauan kandungan ion Fe dan Mn pada sumur pantau dilakukan setiap 2 minggun sekali. Pada salah satu sumur pantau, sampling air dilakukan pada 3 kedalaman : 0,4 m dari permukaan, kedalaman 17 m dan kedalaman 24 m. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kandungan ion besi dan mangan dari 1.586 mg/L menjadi 0.657 mg/L untuk Fe dan untuk Mn dari 1.333 mg/L menjadi 0.835, mg/L namun kemudian terjadi fluktuasi. Pada salah satu sumur pantau terjadi gradasi kandungan ion Fe dan Mn. Pada kedalaman 24 m kandungan ion Fe 0,364 mg/L dan Mn 0,424 mg/L, pada 17 m ion Fe = 0.056 mg/L dan pada 0,4 m kandungan ion Fe 0,066 mg/L dan untuk ion Mn menjadi 0,099 mg/L pada 17 m dan 0.096 mg/L pada 0,4 m. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi di Cimahi
pengolahan ditempat dapat diterapkan untuk menurunkan kandungan ion besi dan mangan airtanah.