ATAPULGIT SINTETIS BERBASIS BATUAN GELAS VOLKANIK SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF INDUSTRI FARMASI

Abstract

Eksperimen sintesa hidrotermal telah dilakukan dengan menggunakan otoklaf (autoclave). Tiga (3) jenis batuan gelas volkanik, yaitu perlit (Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya), obsidian (Samarang, Kab. Garut) dan tufa (Gegerbitung, Kab. Sukabumi) digunakan sebagai bahan baku dan dua (2) perlakuan bentuk umpan (gel , residu dan gel) diterapkan sebagai variabel independen (bebas), sedangkan tingkat perolehan kristal atapulgit sebagai variabel dependen (respon). Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana mengubah batuan gelas volkanik yang bersifat amorf menjadi bentuk kristalin, yang dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif industri farmasi. Prosedur eksperimen dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : preparasi batuan untuk memperoleh ukuran besar butir hingga lolos saringan 200 mesh. Ratio antara bahan baku terhadap bahan tambahan (MgO) sebesar 8:2. Bahan tersebut dilarutkan dalam NaOH dengan ratio 1:2, selanjutnya disaring untuk memisahkan larutan (surfaktan) terhadap residu. Surfaktan dibentuk gel dengan menambahkan H2SO4 ratio 1:1, sehingga terbentuk gel (pada pH : 6 -7). Gel atau residu dan gel diproses dalam autoclave dengan menambahkan template (setiap 20 ml EDA /100 ml Gel) dan mengatur pola peningkatan dan penurunan temperatur dan tekanan pembentukan kristal. Kristal yang terbentuk dievaluasi dan dibandingkan dengan attapulgite reference (eximport, Kalbe Farma) melalui analisis kimia, XRD dan SEM serta uji aktivitas terhadap bakteri. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa perlakuan bentuk umpan (gel) tingkat perolehan kristal rendah (2,26 – 23,13) %, tetapi dengan kualitas kristal lebih baik dan relatif seragam. Sedangkan perlakuan umpan (gel dan residu) tingkat perolehan kristal tinggi (56,90 – 81,56) %, dengan
kualitas kristal masih cukup memadai. Hasil kristalisasi tersebut menunjukkan kesetaraan jika dibandingkan dengan atapulgite reference.