REHABILITASI LAHAN PASKA TAMBANG TIMAH DI KABUPATEN BANGKA BARAT : Alternatif Pemanfaatan Sampah Organik

Achmad Subardja, Rhazista Noviardi

Abstract


Pengelolaan dan pemanfaatan lahan bekas tambang timah, sebenarnya meliputi aspek yang sangat luas dan kompleks, meliputi tidak hanya aspek lingkungan hidup, tetapi juga aspek sosial, ekonomi lokal, serta, budaya. Bekas penambangan Timah di Bangka kini meninggalkan lahanlahan berupa kolong darat (hamparan tailing dan over-burden). Permasalahannya, kualitas hamparan tailing memiliki derajat keasaman yang rendah (pH 4-5), kandungan mikroba dan unsur hara yang rendah, serta tak terhindar terbawa juga mineral-mineral berat terlarut. Sedangkan upaya pengelolaan lingkungan dalam operasi pertambangan seharusnya adalah tercapainya suatu kondisi lingkungan yang aman dan stabil yang berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Pemanfaatan sampah organic melalui proses komposisasi. merupakan alternatif pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik yang hasilnya nanti dapat digunakan untuk merehabilitasi tanah atau tailing pada lahan bekas penambangan Timah di Kabupaten Bangka
Barat. Tingkat kesuburan tanah dan tailing pada lahan di daerah bekas penambangan sangat rendah yang diakibatkan hilangnya lapisan atas tanah (top soil), tercuci dan hanyutnya unsurunsur hara serta terjadinya perubahan sifat fisik, kimia, dan biologis dari tanah, sehingga terjadi
degradasi (penurunan kualitas) lahan. Kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta meningkatkan pH tanah sehingga lahan bekas penambangan timah bisa direhabilitasi kembali menjadi lahan produktif. Jumlah standar rata-rata sampah organik mencapai ± 80% dari jumlah sampah. Berdasarkan perhitungan, diperoleh perkiraan produksi kompos yang dapat dihasilkan dari sampah organik di kabupaten Bangka Barat mencapai 35.340.000 kg kompos pertahun. Bila mengacu pada rekomendasi dari Departemen Pertanian, dimana untuk pertanian tanaman pangan dianjurkan memakai kompos 250 kg per ha per tahun, maka luas lahan paska tambang yang bisa direhabilitasi diperkirakan adalah 35.340.000 kg/250kg = 141.360 Ha.

Keywords


kualitas tanah, sampah organik, kompos, rehabilitasi lahan bekas tambang

Full Text:

PDF

References


Badan Standarisasi Nasional, Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik, SNI 19-7030-2004.

Badan Statistik Kabupaten Bangka Barat 2006, Bangka Barat Dalam Angka 2005.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Akademika Pressindo. Jakarta.

Novizan, Ir.2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

PT. Timah Tbk dan Lembaga Penelitian UNSRI.2000. Identifikasi Kolong Pasca Penambangan Timah di Wilayah Bangka – Belitung. Laporan Akhir. Lembaga Penelitian, Universitas Sriwijaya.

Rencana Strategis Kabupaten Bangka Barat tahun 2005 – 2009, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.

Subardja, A. Dj., A Trimursito, R. Noviardi, D. Sarah, Arianto, Nining. 2004. Studi Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Bekas Penambangan Timah di Pulau bangka dan Pemanfaatan

Lahan Bekas penambangan Timah di Pulau Bangka. Puslit Geoteknologi-LIPI.

Subardja, A. Dj., Y. Kumoro, R. Noviardi, D. Sukmayadi & B. Irianta. 2003. Studi Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Bekas Penambangan Timah di Pulau Bangka. Puslit Geoteknologi-LIPI.

"http://id.wikipedia.org/wiki/Komposter", Kompos


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.