STUDI AWAL INTERPRETASI BATAS SELATAN CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYABERAT

Kamtono -, Dadan Dani Wardhana, Karit Lumban Gaol, Yayat Sudrajat

Abstract


Cekungan Jawa barat Utara mempunyai endapan hidrokarbon, namun di bagian Selatan tertutup oleh endapan volkanik muda. Untuk mengetahui batas cekungan maka dilakukan survei geofisika non seismik. Dua lintasan pengukuran gaya berat telah dilakukan sepanjang lintasan daerah Ciawi
– Bekasi dan Cianjur - Tanah Abang. Lintasan Utara – Selatan dengan jarak titik ukur 750 m merupakan bagian dari penelitian yang bertujuan untuk mendeliniasi batas antara Cekungan Jawa Barat Utara dengan Cekungan Bogor. Hasil sementara menunjukkan bahwa anomali Bouguer membesar ke arah Selatan, dan dikelompokkan menjadi 3 anomali. Anomali rendah (< 38 mgal) dengan arah NW – SE, anomali menengah ( 38 – 52 mgal) dan anomali tinggi (> 52 mgal) mempunyai arah E – W. Dari anomali sisa memperlihatkan bahwa nomali negatif dari anomali sisa terkonsentasi di daerah Jonggol dan sekitarnya. Mengacu dari data anomali Bouguer dan anomali residual dapat diperkirakan bahwa cekungan Jawa – Barat Utara berkembang ke arah Selatan hingga daerah Jonggol.

Keywords


Batas cekungan, anomali Bouguer, Jonggol

Full Text:

PDF

References


Adkins, J., Sukardi, S., Said, H., Untung, M., 1978, A Regional Gravity Base Station Network for Indonesia, Geological Survey of Indonesia, Direktorat Geologi, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi,.

Efendi, A.C., Kusnama dan B. Hermanto, 1998, Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa Edisi ke dua, skala 1 : 100.000.

Guritno, E., Salvadori, L., Syaiful, M., Busono, I., Mortimer, A., Hakim, F.B., Dunham, J., Decker, J., Algar, S., 2003. Deep-Water Kutei Basin: A New Petroleum Province, Proc. 29th Ann. Indonesian Petroleum Association.

Kurtubi, 2007,”Kebangkitan kembali Industri Migas Nasional ?”, Kumpulan makalah Seminar Geologi, Industri migas saat ini, masa depan dan Problematikanya, Aula Barat ITB, Bandung.

Kusumastuti, A., Mortimer, A., Todd, C., Guritno, E., Goffey, G., Bennet, M., and Algar, S., 2001, Deep-water petroleum provinces of Southeast Asia: a high level overview. Indonesian Sedimentologist Forum, 2nd regional seminar, p. 10-15.

Martodjojo,S., 1994, Data stratigrafi, pola tektonik, dan perkembangan pada jalar anjakanlipatan di pulau Jawa : Kumpulan Makalah Seminar Geologi dan Tektonik Pulau Jawa,

sejak akhir Mesozoik hingga Kuarter, Jurusan Teknik Geologi UGM, p. 15 -25.

Priyono, R., 2007, Kumpulan makalah Seminar Geologi, Industri migas saat ini, masa depa dan probematikanya, Aula Barat ITB, Bandung.

Satyana, A.H., Armandita C., 2004, Deepwater Plays of Java, Indonesia: Regional Evaluation on Opportunities and Risks. Proc. Deepwater And Frontier Exploration In Asia & Australasia Symposium, Indonesian Petroleum Association.

Turkandi, T., Sidarto, D.A. Agustyanto dan M.M. Purbohadiwijaya, 1992, Geology Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu, Jawa, Skala 1 : 100.000.

Sudrajat, Y. et all, 2003, Pembuatan Titik Ikat Gayaberat Jalur Kalibrasi Bandung-Gunung Tangkuban Parahu, Jurnal GEOFISIKA edisi 2003 No.1, Bandung.

Telford, W.M., L.P. Geldart, and R.E. Sheriff, Applied Geophysics, 2nd edition, Cambridge University Press, Cambridge, 1990.

Untung, M., and Y. Sato (Eds)., 1978, Gravity and Geology Studies in Java, Indonesia. Geological Survey of Indonesia and Geological Survey of Japan.

van Bemmelen, R.W., 1949: The Geology of Indonesia. Vol. IA, General Geology of Indonesia and adjacent archipelagos, Martinus Nijhoff, The Hague, Netherlands.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.